Oseanografi

Oseanografi ITB merupakan salah satu program studi ilmu kelautan terbaik di Indonesia. Program ini lebih berfokus pada oseanografi fisik dengan pengembangan yang kuat dalam keterampilan pemodelan dan analisis kelautan. Anggota fakultas dan mahasiswa didorong untuk memberikan ilmu pengetahuan mutakhir tentang dinamika laut, terutama di wilayah laut Indonesia. Departemen kami juga mendukung pemerintah Indonesia untuk mentransformasi Indonesia menjadi “poros maritim global”. Beberapa aspek yang menjadi perhatian dalam kelompok penelitian ini adalah (1) Bahaya, mitigasi, dan bencana kelautan seperti tsunami dan banjir, (2) Karbon biru untuk mendukung ekonomi “biru” laut dan konservasi laut, (3) Dinamika lautan di lautan Indonesia seperti pengaruh sistem monsun Asia-Australia dan arus lintas Indonesia yang terkenal (ITF) (4) Fenomena interaksi udara-laut, termasuk fenomena gabungan udara-laut yang lebih kompleks seperti El-Nino dan La Nina, Indian Ocean Dipole, Madden Julian Oscillation (MJO), (5) Energi terbarukan laut akibat pasang surut dan gelombang, dan (6) Polusi dan pelacak laut yang disebabkan oleh sampah laut, buangan sungai, dan minyak. Itulah aspek-aspek utama yang menjadi fokus utama kelompok riset ini dan akan terus dikembangkan. Topik penelitian lain seperti gelombang internal, akustik kelautan, eddy, dan dispersi termal selalu terbuka untuk tugas akhir mahasiswa.

—-

Dibandingkan dengan bidang ilmu lainnya di ITB, bidang ilmu Oseanografi relatif masih baru. Pendidikan Oseanografi di ITB dimulai pada tahun 1969 dengan dicantumkannya mata kuliah Oseanografi dalam kurikulum program sarjana di Bagian Meteorologi dan Geofisika (BMG), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB. Perkuliahan Oseanografi saat itu pertama kali diberikan oleh Drs. Soenaryo MSc. sebagai salah seorang pendiri BMG FMIPA ITB setelah kembalinya yang bersangkutan dari studi lanjut di New York University Amerika Serikat. Baru awal tahun 1973 bidang Oseanografi menjadi pilihan minor bagi kesarjanaan di BMG yang sudah berubah nama menjadi Departemen Geofisika dan Meteorologi (DGM), dimana dalam struktur DGM bidang Oseanografi merupakan salah satu Kelompok Bidang Keahlian (KBK) disamping dua KBK lainnya yaitu; KBK Meteorologi dan KBK Geofisika. Pada tahun 1988 KBK Oseanografi berkembang menjadi Program Studi (PS) Oseanografi yang berada dalam Jurusan Geofisika dan Meteorologi (JMG) FMIPA ITB bersama PS Meteorologi dan PS Geofisika. Sejak tahun 1998 JMG bersama ketiga program studinya pindah dari FMIPA dan bergabung dengan Jurusan Teknik Geologi, Teknik Pertambangan, Teknik Perminyakan, dan Teknik Geofisika membentuk Fakultas Ilmu dan Teknologi Mineral (FIKTM) ITB. Kemudian pada tahun 2007 FIKTM dipecah menjadi dua fakultas, yaitu Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) dan Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminykan (FTTM), dimana sejak tahun 2007 sampai dengan sekarang PS Oseanografi berada di FITB bersama PS Teknik Geologi, PS Meteorologi, dan belakangan PS Teknik Geodesi dan Geomatika bergabung dalam fakultas ini pada tahun 2009.

Fokus pendidikan Oseanografi sejak 1973 adalah bidang ilmu Oseanografi Fisika yang mengkaji proses fenomena fisis di perairan laut. Kajian bidang ini di Indonesia masih ketinggalan dibandingkan kajian ilmu Oseanografi atau Ilmu Kelautan lainnya, seperti Ilmu Perikanan dan Biologi laut. Hal tersebut disebabkan pendidikan Ilmu Kelautan di perguruan tinggi lain di Indonesia, antara lain di Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Dipenogoro (UNDIP) Semarang, Universitas Riau (UNRI) Pekanbaru, Universitas Hasanudin (UNHAS) Makasar, Universitas Samratulangi (UNSRAT) Menado, dan Universitas Patimura (UNPATI) Ambon umumnya berbasiskan pada ilmu Biologi kelautan yang turunannya adalah Ilmu Perikanan. Sehingga sejak tahun 1973 tersebut, ITB menjadi pelopor bagi pengembangan Oseanografi Fisika di Indonesia. Sejak awal tahun 1985 para staf pengajar PS Oseanografi mulai berdatangan kembali ke tanah air setelah mereka menyelesaikan studi lanjutnya di berbagai universitas ternama di negara maju dan mereka membawa keahlian Pemodelan Matematika Numerik dalam Oseanografi. Sehingga sejak saat itu PS Oseanografi merupakan program studi yang pertama di perguruan tinggi Indonesia yang memulai mengembangkan perkuliahan Pemodelan Numerik dalam bidang Oseanografi seperti terlihat dalam kurikulum Oseanografi sejak 1988 sampai dengan sekarang.

Saat ini pengembangan Oseanografi Fisika di perguruan tinggi lain di Indonesia sudah mulai menunjukkan perkembangan yang baik sehingga bisa menjadi “pesaing” PS Oseanografi ITB, walaupun demikian perkembangan yang positif tersebut juga bisa dipandang sebagai tumbuhnya mitra yang sejajar (“sparring partner”) untuk memajukan ilmu Oseanografi di Indonesia.

(sumber : Rencana Induk Pengembangan Oseanografi – RIPO, 2012)